Panas dan hujan kami tak peduli meski darah mengalir demi mendukungmu..
Hahaha.. Hari ini adalah hari yang cukup baik lah. Hujan-hujanan sama teman-teman yang hampir 99% nggak waras. Payung pun hanya untuk menutupi tas kita, bukan badan kita. Basah kuyup lah semua. Tapi ini salah satu usaha untuk mengentalkan rasa solidaritas. Kita 'kan satu jiwa..
Bukan tanpa alasan kita bermandikan air yang begitu banyak secara masal begini (halaah!). Untuk mendukung tim sepak bola NESABA, apapun boleh lah.. Yang penting kan menang lagi..
Sudah hujan, basah, dingin pula. Tapi ndak dipungkiri itu malah buat semangat. Makin kenceng nyanyi-nyanyi, lompat-lompat gak jelas. Buat yang nggak ikut pasti sudah melewatkan momen yang 'membahagiakan' ini.
Waktu balik lagi ke sekolah, mampus jalannya banjir! Bau sampah pula. Hanjirr.. Memang di dekat stadion ada tempat pembuangan sampah. Sepatu ini rasanya penuh dengan air sampah. Apa boleh buat lah. Sudah basah, mandi sekalian..
Selamat buat teman-teman yang sudah berjuang di lapangan tadi. Basah, kedinginan, kepleset-pleset juga sudah kalian lalui. Salut buat Coach Budi. Anak buahnya sukses terus.. Hehe..
Tanggal 4 Desember 2010 adalah hari yang sangat mendebarkan buat tanteku tercinta. Ini karena pada hari itu, tanteku mau menikah. Sebagai keponakan yang baik, aku meninggalkan sekolah sebentar buat pergi ke Solo.
Tanggal 2 Desember siang, pulang sekolah aku langsung meluncur ke Landungsari. Dari situ, naik bus Puspa Indah ke Randu, Jombang. Sampai di Jombang udah sore banget. Entah karena kesorean atau emang sopirnya MALES, aku nggak diturunin di Randu. Ya, sekitar 1 km dari Randu. Akhirnya, bapakku pilih naik becak buat ke Randu. Karena jalan menuju Randu itu tempat lalu lalang bus-bus dan truk-truk gedhe, rasanya nggak enak banget naik becak ditengah kerumunan truk besar. Kilat menyambar-nyambar gak karuan. Akhirnya, karena menempuh medan perang yang begitu memprihatinkan, los lah rantai si becak malang ini. Dan anda tahu dimana berhentinya saudara-saudara? Depan KUBURAN! Ini jalan guueellaaapp pol. Gak ada lampu jalan. Seketika itu pula bis dan truk-truk mulai gak keliatan dan gak ada lagi yang muncul. Kayaknya bapakku ini mulai merinding juga apa gimana ya, dia ngajak turun sama jalan kaki aja ke Randu. Untung gak terlalu lama memperbaiki becak malang ini. 2 menit kemudian, becak ini udah bisa jalan lagi.
Di tempat nunggu bis ini, aku beli Pocari Sweat dulu, biar ion dalam tubuh tidak habis (padahal niatnya tukar uang buat bayar becak). Habis buang air kecil di WC umum disana, aku naik bus MIRA buat ke Solo. Ya, emang ini bus udah ber-AC, tarif biasa pula (murah). Tapi mbok pak sopirnya diajari nyetir yang bener.. Ngepo-ngepot gak karuan. Alhasil, jadilah adik saya muntah-muntah di bus. Aku ya kepengen muntah juga sebenernya. Tapi ya sungkan, masa udah gedhe mabukan.
Sampai di Solo udah malem banget. Jam setengah 12-an. Untuk menghindari mabuk berat dan pengap kaya di bus tadi, sebenernya kita pengennya naik becak aja, bukan taksi. Tapi berhubung udah malem, tukang becak ya tidur semua lah. Setiap ketemu becak, pasti sungkan mau bangunin pak becaknya. Akhirnya ya terpaksa naik taksi. Untungnya si sopir nyetirnya bener. Sampailah di rumah eyang dengan selamat, meskipun si adik agak teler kusem gitu mukanya.
Di rumah, langsung dikasi makan bakso dan wedang jahe. Mandi dulu lah, biar gak bau. Habis mandi dan makan, aku langsung fitting baju buat pernikahannya tante. Bajunya bagus, kebaya dengan warna kuning gonjreng, satunya baju batik biasa. Satu keluarga besar bajunya seragam semua. Bayangin sodara, baju-baju ini yang jahit ya eyangku. Kira-kira buat sepuluh baju lah. Habis fitting, langsung ngglethak turu. Ngantuk pol..
Jumat sore, tanggal 3 Desember 2010, di rumah ada acara kebaktian atau yang namanya beston. Persiapannya mungkin menurutku ndadak ya, tapi ya nggak tau juga. Kan hujan deres banget, jadinya tenda yang dipake itu ada yang bocor. Tapi sebelum acara, biasalah orang Jawa sukanya lagu campursari (dan cuma lagu itu yang cocok buat acara pernikahan, masa nikah lagunya keong racun?). Karena menurut om ku, lagu campursarinya udah pada lawas, (emang ada yang baru ya? Hehe.. gak pernah ngikuti perkembangan lagu campursari) aku diajak beli VCD campursari bajakan yang biasanya banyak di emperan. Dengan harga 13 ribu saja, sudah dapat 2 keping VCD campursari. Karena hujannya luar biasa, akhirnya pulang ke rumah hujan-hujanan (percuma juga pake mantel, lha wong mantel’e bolong).
Acara beston cukup sukses lah. Acara selanjutnya Sabtu, 4 Desember 2010 pagi adalah lamaran. Habis lamaran, semua siap sedia mau dandan. Termasuk saya lah. Sekalipun tomboi, tapi gak mungkin kalo aku cuma pake kaos oblong, celana jeans pendek, sama sandal jepit, sedangkan yang lainnya pake kebaya. Acara dandan mendandani sudah selesai. Saatnya berangkat ke Gereja dulu buat pemberkatan.
Mungkin ini ujian Tuhan pada sang pengantin baru sebelum menghadapi ujian yang lebih berat dari ini. Hari itu, ada tiga pasangan yang pemberkatan di Greja Kristen Jawi Danukusuman, termasuk tanteku. Karena kebagian urutan terakhir, pemberkatannya sempat molor 22 menit. Setelah itu, waktu pemberkatan, listrik sempet dua kali mati! Ya seperti yang aku bilang, mungkin Tuhan ingin umatnya ini lebih kuat kalo dikasi masalah kecil, biar bisa ngadepin masalah yang lebih besar. Tapi acara tetap berjalan khidmat.
Sesekali aku liat ke arah eyang. Seharusnya di sebelahnya itu ada atung (panggilan sayang buat eyang kakung, alm) bukan om ku yang paling tua (adatnya, kalau ayah sudah nggak ada, anak lelaki yang paling tua harus menggantikan). Pikiranku melayang juuaauuhh, sekitar beberapa tahun yang lalu. Dulu di tempat ini, ada eyang sama atung yang duduk berdua liat pemberkatan ke empat anaknya (tanteku anak ke empat, tapi nikah ke lima). Pikiranku melayang lebih juuuuuuaaaaaauuuuuuhhhh lagi. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, eyang ada di posisi tanteku saat ini. Janji setia sehidup semati di ucapkan di depan Altar kudus, depan Pendeta, dan di depan mata semua jemaat yang hadir. Sedih rasanya kalau liat mata eyang. Gak tega pastinya. Begitu pula dengan tanteku. Saat pemberkatannya, tanteku nangis (nggak tau kenapa, karna aku belum merasakan dan aku lupa tanya kenapa waktu itu kok nangis).
Selesai pemberkatan, lanjut acara resepsi. Tamunya cuy... Kuueeebbeekkk, penuh. Harusnya, ada lagi satu tenda buat VIP, tapi emang salah si tukang tenda, katanya mereka nggak bisa masang sekarang. Alhasil, saya selaku keluarga malah gak kebagian tempat duduk. Hahaha.. Gak papa lah. Anything for you wes te...
Di resespsi ini buanyak keluarga jauh yang aku nggak kenal. Masih pengen disini sebenernya. Masih belum puas, belum reunian sama keluarga jauh. Tapi karena keterbatasan waktu, selesai sudah acaraku di Solo.
Aku pulang naik travel tanggal 5 Desember, buat menghindari kemabukan dan keteleran selama perjalanan. Travelnya enak, yang nyupir juga enak. Sampai rumah di Batu, Malang dengan selamat dan hari Senin, bersiap buat sekolah dan persiapan ujian...
Untuk memperingati Hari Lebaran, SMP Negeri 1 Batu selalu melakukan kegiatan yang dinamakan Pondok Romadhon. Jelas kegiatan ini khusus untuk siswa yang beragama Muslim.
Untuk siswa lain yang beragama Nasrani (Protestan-Katolik), sekolah juga mengadakan kegiatan Pondok Kasih. Seru rasanya mengikuti kegiatan Pondok Kasih. Selain memperdalam iman, menguatkan rasa saudara di antara saudara seiman.. :)
Beberapa foto lagi ya.. Ini jelas yang ada mukaku lagi..
Baca apa ini? Kayanya ini Kitab agama Budha. Apa Hindu ya?? Yang jelas ini bukan Alkitab.. Hehehe..
Makan dulu euy.. Tapi jangan pamer ke yang lagi puasa ya..
Pose gilaa.. Mumpung nggak ada guru pendampingnya.. Hehe..
Ini pengalaman pertamaku ikut Festival Teater Remaja tingkat kota. Dan aku sangat meminta maaf karena aku dan teman-teman belum bisa membawa Sekolahku juara 1. Hanya bertengger di urutan kedua. Walau begitu, aku sudah sangat bersyukur..
Beberapa foto-foto selama proses teater..
Ini sedang berkutat dengan naskah yang masih semrawut..
Make up dulu.. Satu-satunya yang paling ganteng...
Konsentrasi dulu.. Biar waktu tampil nggak ada yang salah..
Lega juga selesai tampil... :)
Pengalaman yang tak terlupakan.. Meskipun gak juara 1, aku bersyukur banget dapat pengalaman ini.. Bagaimanapun, NESABA PALING OKEE,,..